Kemenangan Jokowi-Ahok disebut-sebut sebagai kemenangan rakyat kecil atas rezim kekuasaan yang menindas. Jika menilik kiprah Fauzi Bowo rasanya memang tak terlalu salah untuk mengklaim demikian. Gaya hidup yang dicitrakan berbagai media massa mainstreampun memperlihatkan kesederhanaan dan kebersahajaan. Sampai-sampai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan Jokowi berusaha meneladani kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab. Demikian isi blackberry messenger, Jumat (21/09).
Berikut keteladanan Umar bin Khatthab, seperti dilansir merdeka.com, yang berusaha dikuti Jokowi:
1. Umar bin Khattab mengunjungi rakyat di pasar dan rumah-rumah mereka secara langsung, bukan diwakili, begitu juga Jokowi.
2. Saat mengunjungi rakyat, Umar bin Khattab tidak membawa orang untuk mengawalnya karena alasan keamanan disebabkan rasa takut. Begitu juga dengan Jokowi, karena dengan keadilannya memimpin, rakyat mencintai bukan membenci.
3. Umar bin Khattab pernah melakukan perjalanan dengan pembantunya, dengan 1 unta yang ditunggangi bergantian. Saat giliran pembantunya naik unta, mereka tiba di kota tujuan, dan orang menyangka pembantunya adalah Khalifah. Sama dengan Jokowi yang punya ajudan yang orang sangka dia yang jadi Wali kota, bukan Jokowi.
4. Umar bin Khattab biasa memakan makanan/menu yang dimakan oleh rakyat miskin, Jokowi biasa makan di warteg apa adanya.
5. Umar bin Khattab biasa dikelilingi orang miskin hingga berdempetan mereka dalam duduk, Jokowi biasa berdesakan dengan rakyat dalam transportasi yang penuh sesak. Kalau pejabat yang lain mana berani, di lingkar pertama selalu pengawal dan orang-orangnya, bukan rakyat.
6. Umar bin Khattab sebagai khalifah disediakan gaji dari Baitul Maal, tapi tidak mengambilnya. Jokowi juga begitu.
7. Umar bin Khatab memegang jabatan Khalifah bukan karena keinginan pribadi, tapi karena diajukan oleh orang lain, Jokowi maju jadi cagub juga bukan karena ambisi pribadi mencalonkan diri, tapi karena diajukan oleh orang lain.
Tentu sosok pemimpin seperti Umar bin Khattab sudah ratusan tahun menjadi kerinduan yang sangat mendalam bagi umat Islam dan bangsa Indonesia. Ketakwaannya, ketegasannya, keberaniannya sekaligus kepahlawanannya tak bisa diragukan. Dialah sahabat Nabi yang mulia, yang dijanjikan masuk surga tanpa hisab.
Maka, agak lucu rasanya jika penyamaan Jokowi dengan Umar ini dipaksakan. Sangatlah tidak sebanding Jokowi dengan Umar. “Tapi kan setidaknya sebagian sifatnya ada pada Jokowi?” Iya, secara kasat mata benar begitu. Namun secara kasat mata pula banyak perbedaan di antara mereka. Di antaranya bahwa ketauhidan Umar sangat dijaganya, sementara Jokowi malah berbuat kemusyrikan dengan ngalap berkah melalui acara mandi kembang yang dibuatnya, ngalap berkah untuk Mobil Esemka. Maka ini perkara besar yang tidak bisa main-main bagi umat Islam.
Selain itu, Umar bin Khattab radhiyallahuanhu adalah seorang ahli ibadah. Dia selalu shalat berjamaah lima waktu di masjid. Menegakkan pula amalan-amalan sunnah. Qiyamullailnya panjang. Menghafal Al-Qur’an. Bahkan ia selalu menangis ketika mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an dibacakan. Sedangkan Jokowi? Malahan sebuah berita di media mengabarkan dia tidak lancar dalam membasuh anggota wudhu’.
Tulisan ini tidak bermaksud untuk memadamkan harapan warga Jakarta untuk perubahan. Tapi ini hanya sebagai pengingat saja. Supaya ia memimpin dengan amanah. Supaya ia menjamin keharmonisan tanpa ada penistaan. Supaya ia melaksanakan janji-janjinya. Supaya ia benar-benar bisa meneladani Umar mulai dari meluruskan tauhidnya, memantapkan ibadahnya dan menjadi negarawan sejati yang menjadi khalifah di muka bumi.
Pasca diumumkan menang Quick-Count lalu, setidaknya ia berjanji untuk lebih banyak di lapangan, di kantor hanya 1 jam,serta blusukan ke daerah kumuh, tidak main proyek, tidak pakai voorijder, dalam 100 hari kerja, kartu pintar dan kartu sehat terbit, birokrasi dengan mental melayani dalam waktu 3 bulan dan komitmen 5 tahun memimpin Jakarta. Ini janji keren dan lebih keren lagi kalau ditepati. Sebab jika ia khianat maka ia siap untuk menjadi Foke berikutnya yang dimusuhi koalisi rakyat.
Namun, belakangan ini ada figur yang menarik dalam sejarah kepemimpinan di dunia. Ya, Dialah Mursi. Seorang doktor yang bukan honoris causa. Presiden pilihan rakyat Mesir hasil revolusi yang menumbangkan diktator Mubarak. Gaya hidupnya juga merakyat. Dahsyat. Seperti pernah diberitakan oleh Kompas bagaimana kesahajaan beliau dan keluarga meski sudah jadi orang nomor satu di negerinya.
Di awal era kepemimpinannya ia meluncurkan program-program perubahan. Yang unik, salah satu program mursi di tahun pertama ini adalah menubah image Mesir dari negara kotor penuh sampah menjadi negeri yang bersih. “WATHAN NAZHIF” (وطن نظيف) atau “Negeriku Bersih”, itulah program 100 hari pertama yang dipropagandakan oleh Mursi kepada seluruh rakyat Mesir guna mewujudkan visinya tersebut.
Di samping itu, sejumlah prestasi sudah dikerjakan Mursi pada 100 hari kepemimpinannya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Minggu pertama, Moursi membebaskan wartawati Mesir yang ditahan di Sudan dan menjemputnya dengan pesawat kepresidenan.
2. Pemecatan 70 Jenderal dan Kudeta dengan Cinta pada Marsekal Thantawi dan Anan, Panglima dan wakil Panglima militer.
3. Penghapusan hutang 40.000 petani yang memiliki hutang di bawah 10.000 pounds (30 Juta) yang di masa Mubarak ditangkapi dan dijebloskan ke Penjara.
4. Investasi 270 Milyar dollar yang ditanam di Mesir, hanya dalam 1 bulan Moursi berkuasa.
5. Selama 100 hari ini, Moursi tidak menerima gaji selama menjadi Presiden.
6. Moursi mengembalikan izzah Mesir dengan menguasai gurun Sinai yang di masa Mobarak, 70 % lalulintas udara dan darat dikuasai Israel.
7. Moursi melakukan politik smart and cool dalam bersikap kepada Amerika dan Israel. Hingga PM Israel mengatakan, “Sikap Moursi jauh lebih berbahaya daripada Nuklirnya Iran”. Bahkan Obama menilai, “Hubungan AS dengan Mesir bukan hubungan sahabat bukan pula musuh.”
8. Penjualan khmar dilarang, dan itu tidak mengganggu pariwisata Mesir.
9. Penampilan di pantai dibatasi, hari Jumat diliburkan, dan turis wanita dan pria dipisahkan.
10. Militer Mesir memang the real power, tapi semua di bawah komando Panglima Tertinggi. Pada 2 bulan Moursi berkuasa, 2 kapal selam tercanggih Jermah berhasil didatangkan walau diprotes keras ISrael.
11. Kanal Suez diperlebar dan diperdalam, dan sekarang dikontrol sepenuhnya oleh Mesir setelah direktur Kanal Suez diganti yang sebelumnya didikte Barat.
12. PM Hiysam Qandil setiap Shubuh memeriksa pabrik roti dan turun ke bawah, atas intruksi Presiden Moursi hal yang hanya terjadi di masa Kenabian dan Khulafaur-Rasyidin.
13. Moursi mempelopori pemisahan kepentingan antara kepentingan pribadi+keluarga+partai dengan kepentingan negara. Saat diundang Raja Saudi, keluarga Moursi dengan uang pribadinya menggunakan pesawat Egypt Air tidak menggunakan pesawat kepresidenan.
14. Moursi adalah Presiden pertama dunia yang dengan tegas dan berani menekankan cinta Nabi dan cinta para sahabat di hadapan Khomanei dan pemimpin Syiah di Iran.
15. Jika patokannya adalah mengutip ayat Al-Qur’an dan Hadits, maka Moursi adalah Presiden pertama yang mengutip ayat-ayat AL-Quran dan Hadits di depan Sidang Umum PBB bulan lalu.
16. Jika patokannya adalah masalah protokoler, maka Moursi adalah Presiden yang membiarkan jalanan tetap lalu lalang saat ia melintas dan membiarkan masjid terbuka saat ia shalat.
17. Di Mesir, masjid saat ini dibuka 24 jam untuk kepentingan jamaah setelah di Era Mobarak, masjid-masjid di Mesir ditutup 1 jam setelah shalat wajib.
18. Di tataran regional, Moursi menggalang aliansi dengan Turki. Dalam benak kedua pemimpin ini, kehancuran Israel hanya tinggal waktu dan itu didahului dengan perubahan rezim-rezim antek2 AS baik di Teluk maupun di negara-negara TIMTENG lainnya.
19. Untuk masalah Palestina, tidak ada pemimpin yang nyata-nyata mendukung perjuangan perlawanan selain Moursi. Perbatasan dibuka, hanya dalam 1 minggu Moursi berkuasa dan kemarin dengan Qatar sukses membantuk Zona Ekonomi untuk membangun kembali Gaza.
Masih banyak keberhasilan Mursi lainnya. Tak salah jika rakyat Mesir puas pada kepemimpinannya. Rakyat Mesir makin cinta kepada presidennya yang kata Ismail Haniyya punya kisah mirip Nabi Musa as. ini -sama-sama pernah di penjara baru jadi penguasa istana-. Pusat Riset Opini Publik (Bashira) mengadakan jajak pendapat kedua terhadap kinerja presiden Mursi setelah 80 hari masa jabtannya. Hasilnya, publik yang puas terhadap kinerja Mursi sebanyak 79%. Sisanya yang tidak puas 13%, dan 8% menyatakan ragu-ragu. Dukungan ini sudah melebihi raihan suaranya di Pemilu kemarin.
Dari fakta-fakta ini, sejauh ini Mursi adalah salah satu model pemimpin paling ideal untuk diteladani.(bagaimana kesahajaannya bisa dibaca diHari-hari Presiden Terpilih Muhammad Mursi - KOMPAS.com
Harapan saya, Jokowi bisa melihat contoh Mursi juga Umar bin Khattab dan meneladani mereka di semua bidang. Kalau ini dilakukan Jokowi, subhanallah, rasanya saya ikhlas kalau beliau tidak harus lima tahun memimpin Jakarta untuk memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan mungkin aktivis “radikal” Hizbut Tahrir-pun akan mendukungnya untuk jadi pemimpin di institusi Khilafah-nya.
Sumber : http://forum.viva.co.id/tokoh/552770-antara-jokowi-umar-dan-mursi.html
Selasa, 23 Oktober 2012
Tugas b.indonesia
Soal
jawab
A.
Kalimat
tersebut tidak efektif. Tentukan kesalahannya dan perbaiki menjadi kalimat
efektif
1. Kepada
semua mahasiswa yang menghadapi masalah penulisan skripsi
dapat berkonsultasi dengan dosen pembimbing.
è Kepada
mahasiswa yang menghadapi masalah penulisan skripsi dapat berkonsultasi dengan
dosen pembimbing.
2. Meskipun
kinerja bisnis mulai bangkit, tetapi kita harus tetap meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi.
è Meskipun
kinerja bisnis mulai bangkit, kita harus tetap meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi.
3. Oleh
karena itu, maka setiap universitas hendaklah membimbing
masyarakat kecuali agar mengembangkan potensi bisnisnya.
è Oleh
karena itu, setiap universitas hendaklah membimbing masyarakat kecuali agar
mengembangkan potensi bisnisnya.
4. Upaya
mendesak adalah mengadili para koruptor.
è Upaya
mendesak adalah dengan mengadili para koruptor.
5. Masing
– masing para mahasiswa yang mengikuti study lapangan
harus membawa sesuatu perlengkapan.
è Masing
– masing mahasiswa yang mengikuti study lapangan harus membawa sesuatu
perlengkapan.
6. Adalah
merupakan tanggung jawab kita semua untuk menciptakan rasa
aman dan tentram di masyarakat kita.
è merupakan
tanggung jawab kita semua untuk menciptakan rasa aman dan tentram di masyarakat
kita.
7. Hipotesis
nol adalah berarti tidak membedakan variabel X dan variabel Y.
è Hipotesis
nol berarti tidak membedakan variabel X dan variabel Y.
8. Hadirin
serentak berdiri begitu mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan.
è Hadirin
serentak berdiri begitu mempelai memasuki ruangan.
9. Pandai
bergaul, pandai berbicara, dan pandai membujuk orang adalah modal
utama pemasar prodak.
è Pandai
bergaul, berbicara, dan membujuk orang adalah modal utama pemasar prodak.
10. Polisi
segara menangkap pencuri itu karena sudah diketahui sebelumnya.
è Polisi
langsung menangkap pencuri itu karena sudah diketahui sebelumnya.
B.
Buatlah
kalimat majemuk setara dan bertingkat berdasarkan jenis hubungannya!
Kalimat majemuk setara
è Lina
dan Shinta memiliki tinggi badan yang sama. (Penjumlahan)
è Rio
memiliki kemampuan yang baik, tetapi Doni tidak bisa. (Pertentangan)
è Di
saat yang bersamaan, Zahra harus pergi bersama keluarganya atau bermain dengan
temannya. (Pemilihan)
è Monyet
itu terjatuh karena gagal meraih batang pohon itu, sehingga membuat kakinya
sakit. (Perurutan)
Kalimat majemuk bertingkat
è Ani
meniggalkan rumah setelah ayahnya selesai mandi. (waktu)
è Jika
Ani membawa paying, ia tidak akan basah kuyup. (syarat)
è Ani
tidur lebih awal agar bangun lebih pagi. (tujuan)
è Ani
tetap berusaha menyelesaikan tugasnya walaupun sudah mengantuk. (konsesif)
è Lebih
baik Cerdas dari pada bodoh. (pembandingan)
è Hutan
itu terbakar disebabkan sebuah punting rokok yang masih menyala. (sebab/alasan)
è Karena
insomnia, maka Ani merasa kelelahan hari ini. (akibat/hasi)
è Dengan
menaiki kereta api, kita bisa bebas dari macet. (cara/alat)
è Warna
komodo itu seakan – akan terlihat seperti sebuah tangkai pohon. (kemiripan)
è Ani
selalu memakan ayam goreng, padahal itu akan membuatnya gatal – gatal.
(kenyataan)
è Dokter
menyatakan bahwa rokok itu dapat menyebabkan penyakit pada tubuh. (penjelasan)
Sabtu, 13 Oktober 2012
Andai di Masa Nabi Ada Stasiun TV Pastilah Abu Jahal Pemiliknya
Serta merta ia berteriak....!!!!
“Demi Allah, kita tidak akan kembali sehingga kita sampai Badar, dan kita dirikan kemah selama 3 malam, kita akan potong unta, kita akan makan-makan dan minum khamr sedang para biduan bernyanyi di hadapan kita, sehingga semua orang Arab mendengar tentang kita dan keberadaan kita lalu mereka senantiasa takut terhadap kita”
Semua pakar sirah nabawiyyah mengatakan bahwa ungkapan Abu Jahal di atas adalah ungkapan penuh sombong dan kepongahan. Keinginannya hanya satu, terus berperang agar dapat membinasakan Nabi Muhammad dan para pengikutnya, terlebih rasa malunya yang luar biasa akibat lolosnya Nabi dari kepungan para pemuda bayaran saat ingin membunuhnya sebelum berangkat ke Madinah.
Namun ada potongan kalimat Abu Jahal yang sangat menunjukkan kesombongannya saat ia mengatakan :
“sehingga semua orang Arab mendengar tentang kita dan keberadaan kita lalu mereka senantiasa takut terhadap kita”.
Sebuah ungkapan yang penuh dengan keinginan mengalahkan musuh-musuhnya, ya, itulah ungkapan perang urat syaraf, perang yang sesungguhnya belum dimulai, tapi mengalahkannya harus sudah dimulai.
Dan begitulah sifat media, keberadaannya jauh lebih ampuh dari semua jenis senjata mematikan yang ada saat ini. Daya jelajahnya mampu menembus semua benua yang ada di dunia. Untuk menghancurkan sebuah keluarga tak perlu menyuruh orang bayaran untuk mendatangi rumahnya. Untuk merusak tatanan masyarakat tak perlu mengirim pasukan. Untuk memporakporandakan bangunan negara tak perlu membuat perang dunia ke tiga.
Semuanya cukup dengan sebuah senjata saja, media. Dan Abu Jahal sudah sangat faham dengan hal itu, maka ia gunakan suaranya untuk memberi informasi penting ke seluruh Arab, bahwa ia ada, dan akan terus ada dengan segala kekuatannya.
Abu Jahal adalah tokoh penting orang-orang kafir Quraisy, ia orang berada, telah mewarisi seluruh kehormatan dari keluarganya yang terpandang. Karena itulah ia menjadi tokoh sentral, lidah dan pandangannya tajam, segala yang diucapankannya selalu tampak jelas, meski dalam hal keburukan, karena ia orang kafir.
Dalam sejarah permulaan dakwah Nabi Muhammad SAW, Abu Jahal adalah orang yang selalu menampilkan permusuhannya terhadap Nabi, tidak hanya menyakiti beliau dan orang-orang yang masuk Islam secara langsung, tapi ia juga selalu menghalangi orang-orang agar tidak mengikuti ajakan Nabi, sebagaimana yang ditulis oleh Ibnu Hisyam dalam sirahnya bersumber dari hadits Imam Bukhari bahwa saat Abu Thalib menghadapi kematiannya, datanglah Nabi Muhammad SAW sedang di hadapan Abu Thalib telah ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Al Mughirah, lalu Nabi berkata kepada Abu Thalib :
“Wahai Paman, ucapkalah La Ilaha Illallah, kalimat dimana Aku akan bersaksi untukmu nanti di hadapan Allah”,
Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Al Mughirah pun langsung berkata :
“Apa kamu membenci agama Abdul Muththalib?”,
begitulah seterusnya sampai akhirnya Abu Thalib berkata :
“(Aku) Dalam agama Abdul Muththalib”,
ia menolak mengucapkan La Ilaha Illallah.
Sungguh sejarah akan terus berulang, dengan tokoh dan tempat yang pasti akan selalu berbeda, namun mempunyai hakikat yang selalu sama. Sejarah kebengisan Fir’aun akan terus terulang, sejarah Namrud akan terus terulang, sejarah Qarun dan keluarganya akan terus terulang, begitu juga dengan sejarah kebinasaan umat-umat terdahulu, seperti kaum Ad, Tsamud, kaum Nabi Luth, kaum Nabi Nuh dan seterusnya juga akan terus terulang, tentu dengan nuansa yang berbeda, namun hakikat dari sebab-sebab kebinasaannya akan selalu sama, yaitu pembangkangan terhadap Allah SWT.
Kalau kita cermati sejenak, setiap bencana yang terjadi pada umat-umat terdahulu selalu ada kaitannya dengan pembangkangan terhadap perintah Allah, namun yang sungguh sangat menarik untuk diperhatikan adalah, setiap pembangkangan yang kemudian tergambar dalam kerusakan akhlak dalam beragama, bersosial, berekonomi, berpolitik dan bernegara adalah tokoh-tokoh yang berada di belakangnya, ada aktornya, ada motivatornya, ada konfiguratornya, ada inisiatornya, ada eksekutornya, dan yang paling utama adalah keberadaan sang donaturnya.
Sinyal Al Qur’an mengenai tokoh-tokoh di belakang kerusakan bisa dilihat dalam ayat 16 surat Al Isra yang artinya :
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (untuk mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”.
Dan ayat 123 surat Al An’am :
“Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu”.
Dalam ayat 16 surat Al Isra, ada 3 hal penting yang menjadi pembahasan dalam tulisan ini.
Pertama.
Arti kata “amarna”.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa makna “perintah” kepada “mutrafiin” untuk berbuat kerusakan adalah menjadikan mereka memiliki kemampuan untuk berbuat kerusakan, karena tidak mungkin Allah memerintahkan berbuat kerusakan kepada mereka, Abdullah bin Abbas pun menegaskan ini sebagaimana dinukil oleh Imam At Thabari dalam tafsirnya, hal ini juga dikatakan oleh Abu Utsman Al Hindi, Abu Raja’, Abul Aliyah, Ar Rabi’, Mujahid dan Hasan Al Bashri seperti dikutip oleh Imam Qurthubi dalam tafsirnya.
Sedang makna kedua adalah mereka diperintahkan agar taat kepada Allah namun mereka justru berbuat kerusakan, sebagaimana Abdullah bin Abbas, Said bin Jubair juga mengatakan ini.
Ada juga dari kalangan ahli tafsir seperti Qatadah, Hasan Al Bashri, Abu Haiwah As Syami, Ya’kub, Kharijah, Ad Dhahhak, Ibnu Zaid, Ikrimah, Malik bin Zuhri termasuk juga Abdullah bin Abbas yang mengatakan arti “amarna” adalah “kami perbanyak”, sehingga artinya adalah “Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri maka Kami akan memperbanyak orang-orang yang berkelimpahan harta”.
Arti berikutnya adalah “menjadikan orang-orang yang berkelimpahan harta itu sebagai pemimpin negeri”, sebagaimana dikatakan dalam bahasa Arab, yang berpendapat ini adalah Abu Utsman Al Hindi, Ibnu Aziz dan juga dari kalangan Ahlut Ta’wil.
Kesimpulan dari makna-makna yang dikatakan oleh para ahli tafsir adalah, bahwa Allah SWT akan memerintahkan orang-orang yang berkelimpahan harta itu agar taat kepada Allah namun mereka berbuat fasik, memperbanyak jumlah mereka, menjadikan mereka pemimpin-pemimpin negeri, memberikan kemampuan kepada mereka untuk berbuat kerusakan di negeri mereka.
Kedua.
Arti kata “Mutrafiin”
Imam At Thabari mengatakan bahwa Abdullah bin Abbas mengartikan sebagai “Asyraar” dimana dalam bahasa kita bisa berarti penjahat, preman, maling, perampok, penipu, pembunuh dan seterusnya.
Sedang Abul Aliyah mengatakan sebagai “mustakbiriin” yaitu orang-orang yang sombong, pongah dsb.
Hasan Al Bashri mengatakan sebagai “fasaqah” yaitu orang-orang yang berbuat fasik (kerusakan). Imam Fakhruddin Ar Razi dan Imam As Syaukani juga mengatakan ini dalam tafsir mereka dari Al Wahidy.
Ad Dhahhak mengatakan sebagai “kubaraa” yaitu para pemimpin.
Qatadah mengatakan sebagai “jababirah” yaitu pemimpin-pemimpin bengis dan diktator.
Kesimpulan dari para Ahli Tafsir, bahwa kata “mutrafiin” adalah orang-orang yang berbuat kerusakan dari kalangan orang-orang yang berkelimpahan uang yang mencakup para pemimpin, pengusaha, penjahat dan seterusnya.
Sayyid Quthub dalam tafsir Fi Dzilalil Qur’an mengatakan :
“Ayat 16 pada surat Al Isra menegaskan bahwa, keberadaan orang-orang yang berkelimpahan harta (mutrafiin) adalah tanda bahwa umat sedang mengalami kerusakan”.
Ketiga.
Arti kata “fafasaqu”, berasal dari kata “fisq”.
Dalam kamus Al Mu’jamul Wasith dijelaskan bahwa secara bahasa arti “fasaqa” adalah :
“Keluar dari sesuatu”
Misalnya : “bermaksiat dan melampaui batasan-batasan syari’at”
Imam Ibnu Athiyyah dalam tafsir Al Muharrirul Wajiz mengatakan :
“Keluar dari ketaatan kepada Allah”
Dengan demikian maka setiap orang yang tidak taat kepada Allah dan keluar dari batasan-batasan syari’at, baik dilakukan oleh orang kafir maupun orang mukmin maka dia disebut sebagai orang “fasiq” yaitu orang yang berbuat fasik.
Ulama membagi “fisq” menjadi dua :
Fisq yang dapat mengeluarkan pelakunya dari keimanan.
Fisq yang tidak mengeluarkan pelakunya dari keimanan.
Adapun “fisq” yang tidak mengeluarkan pelakunya dari keimanan maka ada dua :
1. Fisq dalam perkara keyakinan.
Imam Ibnu Qoyyim mencontohkan dalam Kitab Madarijus Salikin sebagai “orang yang melakukan bid’ah” (1/362), meskipun “fisq” sendiri lebih umum dari bid’ah sebagaimana ungkapan Ibnu Sholah dalam Fatawa Ibnu Sholah :
“Semua pelaku bid’ah adalah orang fasik namun tidak semua orang fasik adalah pelaku bid’ah” (hal.28)
2. Fisq dalam perkara perbuatan.
Imam An Nawawi dalam Fatawa An Nawawi menjelaskan hal ini dengan ungkapan :
“Adapun perbuatan fasik maka dihasilkan dari melakukan dosa besar atau terus-menerus dalam melakukan dosa-dosa kecil (261).
Kesimpulan dari penjelasan para Ulama tentang arti “fisq” adalah semua bentuk perbuatan maksiat kepada Allah dan berakibat pada kerusakan syari’at NYA.
Lihatlah, alangkah tepatnya saat Allah SWT mengabarkan kepada kita tentang keberadaan orang-orang yang berkelimpahan harta dengan segala potensi dan kekuasaannya bila ia tidak taat kepada Allah SWT. Mereka akan berubah menjadi pelaku kerusakan di muka bumi dengan segala model dan bentuknya. Dan sebagaimana telah disinggung di depan, bahwa sejarah akan senantiasa terulang meski dengan tokoh, tempat dan nuansa yang berbeda, namun hakikatnya masih sama, yaitu terjadinya kerusakan-kerusakan yang dipelopori oleh orang-orang yang berkelimpahan uang.
Tahukah kita bahwa di antara nuansa yang berbeda itu adalah keberadaan media massa, senjata perusak saat ia dikendalikan oleh orang-orang yang berkelimpahan uang,
saat ia dipakai untuk menjauhkan orang dari kebaikan,
saat ia mampu membuat suami istri mengakhiri pernikahannya dengan perceraian,
saat ia mampu membuat anak-anak lupa terhadap pengajian,
saat ia mempu membuat para pemuda lupa akan kewajiban,
saat ia mampu membuat para remaja gila dengan tontonan,
saat ia mampu membuat aib orang jadi bahan berita mahal yang menyenangkan,
saat ia mampu membuat ibu-ibu tergila-gila dengan model pakaian,
saat ia mampu membuat semua orang ingin bermewah-mewahan,
saat ia mampu membuat kemaksiatan menjadi pertunjukan,
saat ia mampu membuat orang-orang Islam selalu bertengkaran,
dan saat ia mampu membuat orang awam salah dalam menetukan pilihan pimpinan……
Cepat atau lambat semua kebusukan akhlak itu akan merusak tatanan dunia…
Semua adalah hasil kesaktian senjata media…
Dan dibelakangnya adalah orang-orang yang berkelimpahan harta…
Benar sekali apa yang di katakan oleh penyair Hafidz Ibrahim :
وإنما الأمم الأخلاق ما بقيت فإن هم ذهبت أخلاقهم ذهبوا
“Dan sungguh yang dinamakan sebuah UMMAT adalah saat akhlaknya masih ada, bila ia hilang maka hilanglah UMMAT itu”
“Demi Allah, kita tidak akan kembali sehingga kita sampai Badar, dan kita dirikan kemah selama 3 malam, kita akan potong unta, kita akan makan-makan dan minum khamr sedang para biduan bernyanyi di hadapan kita, sehingga semua orang Arab mendengar tentang kita dan keberadaan kita lalu mereka senantiasa takut terhadap kita”
Semua pakar sirah nabawiyyah mengatakan bahwa ungkapan Abu Jahal di atas adalah ungkapan penuh sombong dan kepongahan. Keinginannya hanya satu, terus berperang agar dapat membinasakan Nabi Muhammad dan para pengikutnya, terlebih rasa malunya yang luar biasa akibat lolosnya Nabi dari kepungan para pemuda bayaran saat ingin membunuhnya sebelum berangkat ke Madinah.
Namun ada potongan kalimat Abu Jahal yang sangat menunjukkan kesombongannya saat ia mengatakan :
“sehingga semua orang Arab mendengar tentang kita dan keberadaan kita lalu mereka senantiasa takut terhadap kita”.
Sebuah ungkapan yang penuh dengan keinginan mengalahkan musuh-musuhnya, ya, itulah ungkapan perang urat syaraf, perang yang sesungguhnya belum dimulai, tapi mengalahkannya harus sudah dimulai.
Dan begitulah sifat media, keberadaannya jauh lebih ampuh dari semua jenis senjata mematikan yang ada saat ini. Daya jelajahnya mampu menembus semua benua yang ada di dunia. Untuk menghancurkan sebuah keluarga tak perlu menyuruh orang bayaran untuk mendatangi rumahnya. Untuk merusak tatanan masyarakat tak perlu mengirim pasukan. Untuk memporakporandakan bangunan negara tak perlu membuat perang dunia ke tiga.
Semuanya cukup dengan sebuah senjata saja, media. Dan Abu Jahal sudah sangat faham dengan hal itu, maka ia gunakan suaranya untuk memberi informasi penting ke seluruh Arab, bahwa ia ada, dan akan terus ada dengan segala kekuatannya.
Abu Jahal adalah tokoh penting orang-orang kafir Quraisy, ia orang berada, telah mewarisi seluruh kehormatan dari keluarganya yang terpandang. Karena itulah ia menjadi tokoh sentral, lidah dan pandangannya tajam, segala yang diucapankannya selalu tampak jelas, meski dalam hal keburukan, karena ia orang kafir.
Dalam sejarah permulaan dakwah Nabi Muhammad SAW, Abu Jahal adalah orang yang selalu menampilkan permusuhannya terhadap Nabi, tidak hanya menyakiti beliau dan orang-orang yang masuk Islam secara langsung, tapi ia juga selalu menghalangi orang-orang agar tidak mengikuti ajakan Nabi, sebagaimana yang ditulis oleh Ibnu Hisyam dalam sirahnya bersumber dari hadits Imam Bukhari bahwa saat Abu Thalib menghadapi kematiannya, datanglah Nabi Muhammad SAW sedang di hadapan Abu Thalib telah ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Al Mughirah, lalu Nabi berkata kepada Abu Thalib :
“Wahai Paman, ucapkalah La Ilaha Illallah, kalimat dimana Aku akan bersaksi untukmu nanti di hadapan Allah”,
Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Al Mughirah pun langsung berkata :
“Apa kamu membenci agama Abdul Muththalib?”,
begitulah seterusnya sampai akhirnya Abu Thalib berkata :
“(Aku) Dalam agama Abdul Muththalib”,
ia menolak mengucapkan La Ilaha Illallah.
Sungguh sejarah akan terus berulang, dengan tokoh dan tempat yang pasti akan selalu berbeda, namun mempunyai hakikat yang selalu sama. Sejarah kebengisan Fir’aun akan terus terulang, sejarah Namrud akan terus terulang, sejarah Qarun dan keluarganya akan terus terulang, begitu juga dengan sejarah kebinasaan umat-umat terdahulu, seperti kaum Ad, Tsamud, kaum Nabi Luth, kaum Nabi Nuh dan seterusnya juga akan terus terulang, tentu dengan nuansa yang berbeda, namun hakikat dari sebab-sebab kebinasaannya akan selalu sama, yaitu pembangkangan terhadap Allah SWT.
Kalau kita cermati sejenak, setiap bencana yang terjadi pada umat-umat terdahulu selalu ada kaitannya dengan pembangkangan terhadap perintah Allah, namun yang sungguh sangat menarik untuk diperhatikan adalah, setiap pembangkangan yang kemudian tergambar dalam kerusakan akhlak dalam beragama, bersosial, berekonomi, berpolitik dan bernegara adalah tokoh-tokoh yang berada di belakangnya, ada aktornya, ada motivatornya, ada konfiguratornya, ada inisiatornya, ada eksekutornya, dan yang paling utama adalah keberadaan sang donaturnya.
Sinyal Al Qur’an mengenai tokoh-tokoh di belakang kerusakan bisa dilihat dalam ayat 16 surat Al Isra yang artinya :
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (untuk mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”.
Dan ayat 123 surat Al An’am :
“Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu”.
Dalam ayat 16 surat Al Isra, ada 3 hal penting yang menjadi pembahasan dalam tulisan ini.
Pertama.
Arti kata “amarna”.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa makna “perintah” kepada “mutrafiin” untuk berbuat kerusakan adalah menjadikan mereka memiliki kemampuan untuk berbuat kerusakan, karena tidak mungkin Allah memerintahkan berbuat kerusakan kepada mereka, Abdullah bin Abbas pun menegaskan ini sebagaimana dinukil oleh Imam At Thabari dalam tafsirnya, hal ini juga dikatakan oleh Abu Utsman Al Hindi, Abu Raja’, Abul Aliyah, Ar Rabi’, Mujahid dan Hasan Al Bashri seperti dikutip oleh Imam Qurthubi dalam tafsirnya.
Sedang makna kedua adalah mereka diperintahkan agar taat kepada Allah namun mereka justru berbuat kerusakan, sebagaimana Abdullah bin Abbas, Said bin Jubair juga mengatakan ini.
Ada juga dari kalangan ahli tafsir seperti Qatadah, Hasan Al Bashri, Abu Haiwah As Syami, Ya’kub, Kharijah, Ad Dhahhak, Ibnu Zaid, Ikrimah, Malik bin Zuhri termasuk juga Abdullah bin Abbas yang mengatakan arti “amarna” adalah “kami perbanyak”, sehingga artinya adalah “Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri maka Kami akan memperbanyak orang-orang yang berkelimpahan harta”.
Arti berikutnya adalah “menjadikan orang-orang yang berkelimpahan harta itu sebagai pemimpin negeri”, sebagaimana dikatakan dalam bahasa Arab, yang berpendapat ini adalah Abu Utsman Al Hindi, Ibnu Aziz dan juga dari kalangan Ahlut Ta’wil.
Kesimpulan dari makna-makna yang dikatakan oleh para ahli tafsir adalah, bahwa Allah SWT akan memerintahkan orang-orang yang berkelimpahan harta itu agar taat kepada Allah namun mereka berbuat fasik, memperbanyak jumlah mereka, menjadikan mereka pemimpin-pemimpin negeri, memberikan kemampuan kepada mereka untuk berbuat kerusakan di negeri mereka.
Kedua.
Arti kata “Mutrafiin”
Imam At Thabari mengatakan bahwa Abdullah bin Abbas mengartikan sebagai “Asyraar” dimana dalam bahasa kita bisa berarti penjahat, preman, maling, perampok, penipu, pembunuh dan seterusnya.
Sedang Abul Aliyah mengatakan sebagai “mustakbiriin” yaitu orang-orang yang sombong, pongah dsb.
Hasan Al Bashri mengatakan sebagai “fasaqah” yaitu orang-orang yang berbuat fasik (kerusakan). Imam Fakhruddin Ar Razi dan Imam As Syaukani juga mengatakan ini dalam tafsir mereka dari Al Wahidy.
Ad Dhahhak mengatakan sebagai “kubaraa” yaitu para pemimpin.
Qatadah mengatakan sebagai “jababirah” yaitu pemimpin-pemimpin bengis dan diktator.
Kesimpulan dari para Ahli Tafsir, bahwa kata “mutrafiin” adalah orang-orang yang berbuat kerusakan dari kalangan orang-orang yang berkelimpahan uang yang mencakup para pemimpin, pengusaha, penjahat dan seterusnya.
Sayyid Quthub dalam tafsir Fi Dzilalil Qur’an mengatakan :
“Ayat 16 pada surat Al Isra menegaskan bahwa, keberadaan orang-orang yang berkelimpahan harta (mutrafiin) adalah tanda bahwa umat sedang mengalami kerusakan”.
Ketiga.
Arti kata “fafasaqu”, berasal dari kata “fisq”.
Dalam kamus Al Mu’jamul Wasith dijelaskan bahwa secara bahasa arti “fasaqa” adalah :
“Keluar dari sesuatu”
Misalnya : “bermaksiat dan melampaui batasan-batasan syari’at”
Imam Ibnu Athiyyah dalam tafsir Al Muharrirul Wajiz mengatakan :
“Keluar dari ketaatan kepada Allah”
Dengan demikian maka setiap orang yang tidak taat kepada Allah dan keluar dari batasan-batasan syari’at, baik dilakukan oleh orang kafir maupun orang mukmin maka dia disebut sebagai orang “fasiq” yaitu orang yang berbuat fasik.
Ulama membagi “fisq” menjadi dua :
Fisq yang dapat mengeluarkan pelakunya dari keimanan.
Fisq yang tidak mengeluarkan pelakunya dari keimanan.
Adapun “fisq” yang tidak mengeluarkan pelakunya dari keimanan maka ada dua :
1. Fisq dalam perkara keyakinan.
Imam Ibnu Qoyyim mencontohkan dalam Kitab Madarijus Salikin sebagai “orang yang melakukan bid’ah” (1/362), meskipun “fisq” sendiri lebih umum dari bid’ah sebagaimana ungkapan Ibnu Sholah dalam Fatawa Ibnu Sholah :
“Semua pelaku bid’ah adalah orang fasik namun tidak semua orang fasik adalah pelaku bid’ah” (hal.28)
2. Fisq dalam perkara perbuatan.
Imam An Nawawi dalam Fatawa An Nawawi menjelaskan hal ini dengan ungkapan :
“Adapun perbuatan fasik maka dihasilkan dari melakukan dosa besar atau terus-menerus dalam melakukan dosa-dosa kecil (261).
Kesimpulan dari penjelasan para Ulama tentang arti “fisq” adalah semua bentuk perbuatan maksiat kepada Allah dan berakibat pada kerusakan syari’at NYA.
Lihatlah, alangkah tepatnya saat Allah SWT mengabarkan kepada kita tentang keberadaan orang-orang yang berkelimpahan harta dengan segala potensi dan kekuasaannya bila ia tidak taat kepada Allah SWT. Mereka akan berubah menjadi pelaku kerusakan di muka bumi dengan segala model dan bentuknya. Dan sebagaimana telah disinggung di depan, bahwa sejarah akan senantiasa terulang meski dengan tokoh, tempat dan nuansa yang berbeda, namun hakikatnya masih sama, yaitu terjadinya kerusakan-kerusakan yang dipelopori oleh orang-orang yang berkelimpahan uang.
Tahukah kita bahwa di antara nuansa yang berbeda itu adalah keberadaan media massa, senjata perusak saat ia dikendalikan oleh orang-orang yang berkelimpahan uang,
saat ia dipakai untuk menjauhkan orang dari kebaikan,
saat ia mampu membuat suami istri mengakhiri pernikahannya dengan perceraian,
saat ia mampu membuat anak-anak lupa terhadap pengajian,
saat ia mempu membuat para pemuda lupa akan kewajiban,
saat ia mampu membuat para remaja gila dengan tontonan,
saat ia mampu membuat aib orang jadi bahan berita mahal yang menyenangkan,
saat ia mampu membuat ibu-ibu tergila-gila dengan model pakaian,
saat ia mampu membuat semua orang ingin bermewah-mewahan,
saat ia mampu membuat kemaksiatan menjadi pertunjukan,
saat ia mampu membuat orang-orang Islam selalu bertengkaran,
dan saat ia mampu membuat orang awam salah dalam menetukan pilihan pimpinan……
Cepat atau lambat semua kebusukan akhlak itu akan merusak tatanan dunia…
Semua adalah hasil kesaktian senjata media…
Dan dibelakangnya adalah orang-orang yang berkelimpahan harta…
Benar sekali apa yang di katakan oleh penyair Hafidz Ibrahim :
وإنما الأمم الأخلاق ما بقيت فإن هم ذهبت أخلاقهم ذهبوا
“Dan sungguh yang dinamakan sebuah UMMAT adalah saat akhlaknya masih ada, bila ia hilang maka hilanglah UMMAT itu”
JANGAN REMEHKAN YANG TERSISA
Subhaanallah…..Sahabat dari kebersamaan kita selama ini di Media Jejaring Sosial Facebook, ternyata kita telah mampu mendayagunakan dari apa yang TERSISA ditangan kita menjadi sebuah PROYEK KEABADIAN yang cukup membahagiakan :
PERTAMA kita TELAH membangun sebuah Mini Kampus ( NSC-RYI) yang terdiri dari Masjid, Asrama Anak Asuh Putra, Asrama Anak Asuh Putra, Asrama Pengasuh, Ruang Belajar Mengajar, Lab Komputer dan Perpustakaan, Klinik dan Koperasi, MCK dan sarana lainnya senilai Rp.700.000.000,- kampus pertama ini memang belum sempurna tapi sudah FUNGSIONAL 100%. Yang kita bangun secara perlahan selama 1,5 tahun.
KEDUA, di Kampus Perdana yang kita bangun itu TELAH TERLAKSANA Pilot Project SISTEM PENDIDIKAN SOLUTIF untuk anak-anak Yatim dan Dhu’fa usia SD dan SLTP dengan nama SekolahBahasa Al-Qur’an dan Informatika ( SAI Homeschooling ) yang saat ini sudah menginjak tahun kedua. Di sekolah ini mereka dibangun 3 Kesadaran = Kesadaran Ber-Tuhan, Kesadaran Berilmu dan Kesadaran beramal Sholeh, dengan diberikan 3 Kompetensi Utama = Qur’ani Mind Set ( Indah, Hafal dan Paham ), Language Skills (Inggris, Mandarin dan Arab), Informatika Komputer ( Software Development & Internet Marketing ).
KETIGA, kita mampu mendonasi 250 lebih anak-anak Yatim dan Dhu’afa secara RUTIN untuk pemenuhan kebutuhan Logustik dan Pendidikannya secara OPTIMAL bukan asal-asalan dan juga bukan sekedar SEREMONI, berikut sarana tempat tinggal yang layak dan terkontrol.
KEEMPAT, Kita TELAH membeli 6 buah Kavling tanah berikut bangunannya dari Perumnas dengan luas keseluruhannya 1000 m2 senilai Rp.400.000.000,- yang rencananya akan kita bangun Kampus Kedua NSC-RYI, terdiri dari Masjid Jami’, Sarana olah raga dan bermain, MCK, Sarana Workshop Qur’anic Motivation dan Entrepreneurship dan Asrama Putra karena kedepan Kampus Putra dan Putri harus terpisah, serta Sarana penunjang lainnya.
KELIMA, Kita juga mampu mendistribusikan 1000 box Al-Qur’an Saku untuk para Penghafal Al-Qur’an.
Bagaimana sahabat, smart bukan ? itu baru buah dari kebersamaan yang TERSISA apalagi kalo dari sebuah kebersamaan Yang Terbanyak dan Yang Terbaik….. tapi baiklah, insya Allah kita akan berproses kesana bersama-sama.
Jadi, jangan pernah berhenti meng-ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH bersama Rumah Yatim Indonesia dan mohon sekiranya Note/Catatan RYI di FB bisa di Share seluas-luasnya karena itu akan membantu MEMPERLUAS JARINGAN KEBERSAMAAN KITA.
Nah, dibawah ini ada beberapa Program yang harus kita istiqomahkan / kontinyukan agar Proyek INVESTASI AKHIR HAYAT kita tidak terhenti dan terus ABADI hingga kita bertemu di ISTANA SORGA kita nanti, silahkan kita pilih salah satu atau beberapa Amal-Sholeh sesuai dengan kemampuan kita :
- FOOD for YATIM = Sedekah Beras Rp.8000,-/kg atau Mie Instan 1 Dus Mie Rp.60.000,-
Caranya : Transfer ke salah satu Rekening RYI, lalu ketik SMS = Bismillah, nama, niat sedekah 2 kg beras dan 1 dus Mie Instan Rp.76.000,- karena Allah SWT, kirim ke 087885554556/081313999801
- WAKAF AL-QUR’AN HAFALAN = Wakaf Al-Qur’an Saku Rp.50.000,-/Box
Caranya : Transfer ke salah satu Rekening RYI, lalu ketik SMS = Bismillah, nama, niat Wakaf 2 box Al-Qur’an Rp.100.000,- karena Allah SWT, kirim ke 087885554556/081313999801
- WAKAF BANGUNAN = Wakaf Bangunan seluas 1 m2 = Rp.700.000,-
Caranya : Transfer ke salah satu Rekening RYI, lalu ketik SMS = Bismillah, nama, niat Wakaf 2 cm Bangunan Rp.350.000,- karena Allah SWT, kirim ke 087885554556/081313999801
- SENYUM ZAKAT = Bayar Zakat rutin bulanan senilai 2,5% dari nett income kita sebulan.
Caranya : Transfer ke salah satu Rekening RYI, lalu ketik SMS = Bismillah, nama, niat zakat penghasilan/profesi sebesar........karena Allah SWT, kirim ke 087885554556/081313999801
- WAKAF IKAN PRODUKTIF = Wakaf senilai Rp.10.000,- per 1 Ekor Ikan.
Caranya : Transfer ke salah satu Rekening RYI, lalu ketik SMS = Bismillah, nama, niat Wakaf 3 ekor Ikan Rp.30.000,- karena Allah SWT, kirim ke 087885554556/081313999801
- WAKAF IKAN PRODUKTIF = Wakaf senilai Rp.10.000,- per 1 Ekor Ikan.
Caranya : Transfer ke salah satu Rekening RYI, lalu ketik SMS = Bismillah, nama, niat Wakaf 3 ekor Ikan Rp.30.000,- karena Allah SWT, kirim ke 087885554556/081313999801
INFO LENGKAPNYA silahkan kunjungi http://www.rumah-yatim-indonesia.org
Demikian, semoga Allah SWT memberikan kekuatan kita semua untuk bisa selalu Istiqomah melaksakan Amal Sholeh rutin kita, demi SUKSESNYA AKHIR HAYAT kita, amin
BAHAGIA ITU TIDAK MAHAL
Sahabat, sejatinya SUKSES itu bukanlah ketika kita mampu mengumpulkan sekian banyak harta dan kekayaan atau memiliki mobil mewah dan rumah megah atau memiliki pasangan hidup lebih dari satu, sukses seperti itu hanyalah IMPIAN bagi kita yang belum pernah mencapainya.
Ketika dulu kita masih miskin hidup di rumah kontrakan, kita berfikir bahwa orang yang telah memiliki rumah sendiri itu sukses, tapi ketika saat ini kita telah memiliki rumah sendiri yang telah sekian lama kita tempati, ternyata biasa saja kita tidak merasa sukses.
Ketika dulu kita kesana kemari naik angkot, kita fikir orang yang memiliki mobil pribadi itu sukses, tapi setelah sekian lama kita telah terbiasa naik mobil sendiri ternyata ya biasa saja, kita tidak lagi merasa sebagai orang sukses.
Ketika dulu tabungan kita masih puluhan ribu rupiah, kita membayangkan betapa suksesnya orang yang punya tabungan jutaan atau milyaran rupiah, tapi coba tanya orang yang sekian lama telah memiliki tabungan milyaran rupiah, apakah dia merasa sebagai orang sukses ? ternyata tidak, itu biasa saja bagi mereka.
Lalu, apa sejatinya SUKSES itu ? mari kita simak dulu kisah berikut ini……
Al-kisah, ada seorang lelaki tua yang pekerjaannya sebagai Petani Kangkung dengan kehidupannya sangat sederhana. Ia hanya memiliki satu rumah terbuat dari gubug kayu, memiliki seorang istri, dua orang anak dan satu buah sepeda tua. Suatu ketika, ia pergi besama anak dan istrinya naik sepeda ke sebuah taman. Sesampainya di taman tersebut, ia bermain bola bersama mereka. Ia tertawa riang bersama keluarganya.
Tidak lama kemudian datanglah seorang laki-laki bermobil mewah menghampirinya, lalu ia berkata, "Saya perhatikan dari tadi Bapak kelihatannya bahagia sekali, kalau boleh saya tahu, apa pekerjaan Bapak ya?"
Bapak tua menjawab, saya hanya seorang petani kangkung yang setiap hari membawa hasil pertanian saya ke pasar lalu saya menjualnya di pasar. Setelah terjual, hasilnya saya gunakan untuk memberikan nafkah kepada keluarga saya."
Lelaki bermobil mewah bertanya kembali, seberapa banyak kangkung yang Bapak jual setiap hari? Ia menjawab, "Tergantung hasilnya Pak, tapi rata-rata antara 20 sampai 30 ikat. Dan satu ikatnya saya jual Rp 500,-"
Lelaki tersebut kemudian bertanya, "Mengapa bapak tidak meminta pembiayaan dari Bank saja?" "Untuk apa?" jawab lelaki tua. "Supaya bapak bisa menambah modal pertanian bapak." "Lalu untuk apa,?" tanyanya lagi.
Lelaki tersebut menjawab, "Supaya Bapak bisa menanam lebih banyak kangkung, dan bisa menjual lebih banyak ke pasar." Lalu untuk apa? tanya Bapak tua lagi. "Kalau bapak menjual banyak, tentu bapak akan mendapatkan uang lebih banyak." Jawab lelaki bermobil mewah tersebut.
"Lalu untuk apa?" jawab Bapak tua lagi. "Kalau bapak membawa uang lebih banyak, kehidupan bapak akan menjadi bahagia." Kata lelaki tersebut.
Kemudian Bapak tua dengan tenang menjawab, dengan jawaban yang tidak akan pernah dilupakan lelaki tersebut. Katanya "Saya rasa saya tidak memerlukan semua itu,Pak. Karena jika yang dituju adalah kebahagiaan, maka alhamdulillah hidup saya dari dulu hingga saat ini sudah bahagia" . Dugh....ya pukulan telak menancap di hati lelaki kaya tersebut.
Ya ya ya.....hidup ini ibarat sebuah DRAMA dimana sang Sutradaranya adalah Allah SWT dan script skenarionya adalah Al-Qur’an, dan kita semua adalah pemain dalam Drama itu, kira-kira siapakah diantara kita yang PALING SUKSES menjadi Pemain dalam Drama itu ? ya tepat sekali ! yaitu kita yang mampu memainkan PERAN sesuai dengan Skenario yang telah disiapkan oleh sang Sutrandara, ya siapapun kita, kaya miskin, tua muda, cantik tampan atau jelek, pejabat atau rakyat biasa bukanlah ukuran kesuksesan, tapi siapa yang mampu memainkan PERAN sesuai SKENARIO dalam DRAMA KEHIDUPAN ini, dialah orang yang PALING SUKSES.
Sahabat, Bukan tidak boleh kita punya banyak harta asal bukan untuk berbangga diri dan membuat orang lain ngiri
Bukan tidak boleh kita punya mobi mewah asal untuk mencari nafkah yang hasilnya dipakai untuk menolong keluarga dan orang-orang bawah ketika mendapatkan musibah
Bukan tidak boleh kita punya rumah megah asal kita masih ingat bahwa banyak orang yang perlu dibantu memiliki rumah hanya untuk sekedar melepas lelah, Jika demikian maka itu juga Kebahagiaan.
” Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan yang melenakan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan menumbuhkan tanam-tanaman yang mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat kelak ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu ”. (QS. Al-Hadid/ 57 : 20)
Dan ada yang perlu kita waspadai, bahwa ternyata sebanyak apapun harta yang kita miliki itu hanyalah SEBUAH TITIPAN belaka, ya yang namanya titipan, sewaktu-waktu pasti diambil lagi sama YANG PUNYA, jadi apa yang harus kita banggakan dengan harta-harta yang kita simpan ? dimanapun harta-harta itu kita umpetin yang punya PASTI TAU. Dan uniknya kalu harta-harta kita itu, kita kembalikan atau kita simpan kepada PEMILIKNYA, itu akan menjadi SIMPANAN & MILIK ABADI kita plus bunga 700% yang bisa kita nikmati sekarang, aneh kan ? ya itulah RUMUS BAGI HASIL kalo kita mau TRANSAKSI INVESTASI dengan Allah SWT yang Maha Kaya Raya dan telah terbukti TIDAK BOHONG dan tidak akan pernah LARI dari apa yang pernah Dia Janjikan, gimana ? masih ragu ? yuk kita buktikan !
Langganan:
Postingan (Atom)