Selasa, 16 Juni 2015

Meneladani Rasulullah SAW

Pada pertemuan keempat tanggal 17 Juni 2015 matakuliah Pengantar Komputasi Modern, kali ini ditugaskan untuk membuat tulisan tentang pemimpin yang patut diteladani.

Rasulullah SAW. sebagai pemimpin yang patut diteladani
Keteladanan sifat-sifat utama yang harus kita teladani adalah empat sifat rasul yang sangat mulia, yang harus ditiru dalam berkemimpinan baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain. Sifat kepemimpinan beliau disegani kawan dan dihormati lawan sekalipun. Beliau selalu memperlakukan lawannya dengan tingkah laku yang terbaik. Berbagai cara yang dilakukan oleh musuh-musuh beliau untuk menghentikan perjuangannya, tidak pernah berhasil. Rasul tetap tabah, sabar, dan sungguh-sungguh. Rasulullah SAW dikenal sangat kuat berpegang pada keputusannya yang telah disepakati. Mengetahui kekuatan dan kelemahan, teguh memegang prinsip, dan belajar dari pengalaman, bagaimana belajar dari/dan bekerja dengan orang lain. Rasulullah SAW Menjadi panutan dalam melaksanakan nasihat dan saran-sarannya, sehingga menjadi pribadi yang mulia. Beliau adalah orang yang sangat dermawan kepada siapa pun yang datang dan meminta pertolongan.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Ahzab : 21, sebagai berikut ;
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)

Diantara sifat-sifat yang wajib diteladani dan harus dimiliki, antara lain adalah, sebagai berikut ;
1. Siddiq
        Beliau selalu memperlakukan orang dengan adil dan jujur. Beliau tidak hanya berbicara dengan kata-kata, tapi juga dengan perbuatan dan keteladanan. Kata-kata beliau selalu konsisten. Tidak ada perbedaan antara kata dan perbuatan. Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal pemimpin, Rasulullah dikaruniai empat sifat utama, yaitu: Sidiq, Amanah, Tablig dan Fathanah. Sidiq berarti jujur dalam perkataan dan perbuatan, amanah berarti dapat dipercaya dalam menjaga tanggung jawab, Tablig berarti menyampaikan segala macam kebaikan kepada rakyatnya dan fathonah berarti cerdas dalam mengelola masyarakat.
Dalam hal kejujuran pastinya ada khabar yang menjelaskan tentang seruan Nabi saw. kepada ummatnya untuk berlaku jujur disetiap keadaan, dimanapun dan kapanpun itu.
Jujur menjauhkan orang dari sak wasangka, jauh dari kecurigaan, tanpa adanya beban diawal maupun di kemudian hari. Rumusnya sederhana, “ Jujur akan mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkannya kepada surga”. Dengan kejujuran yang dilandasi sikap istiqamah, seseorang akan mampu melewati badai yang selalu menghadang gerak dan langkahnya. Sehingga, menolak kebenaran dan meremehkan orang lain adalah bentuk dari kesombongan yang tampak di permukaan.

2. Amanah
        Rasulullah saw. dikenal sangat memiliki kesiapan dalam memikul tanggung jawab. Memperoleh kepercayaan dari orang lain. Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang sangat terpercaya, dan ini diakui oleh musuh-musuhnya, seperti Abu Sufyan ketika ditanya oleh Hiraklius (Kaisar Romawi) tentang perilaku beliau.
        Bersifat amanah berarti menyampaikan semua perintah Tuhan tidak dikurang tidak pula ditambah berdasarkan wahyu yang ditulis dan dikumpul perlahan. Beliau melakukan berbagai langkah dalam mengajak umat manusia ke jalan yang benar, beliau telah berhasil membangun suatu tatanan sosial yang modern dengan memperkenalkan nilai kesetaraan universal, semangat kemajemukan dan multikulturalisme, rule of law, dan sebagainya. Beliau disiplin dan adil dalam menegakkan hukum, tanpa pandang bulu.
        Dalam menanggung amanah kepemimpinan Rasulullah sangat melarang kepada semua pemimpin untuk mengambil segala sesuatu yang bukan haknya. Terbukti, lima belas abad yang lalu Nabi Muhammad saw. sudah mengingatkan kepada kita bahwa praktik korupsi bukanlah perkara kecil dan sepele

3. Tablig (Komunikatif)
        Tabligh merupakan sifat Rasul yang ketiga. Cara dan metodenya agar ditiru Sasaran pertama adalah keluarga Lalu berdakwah ke segenap penjuru. Sebelum mengajarkan sesuatu, beliau melakukannya lebih dahulu. Sifat Ini adalah sebuah sifat Rasul untuk tidak menyembunyikan informasi yang benar apalagi untuk kepentingan umat dan agama. Beliau tidak pernah sekalipun menyimpan informasi berharga hanya untuk dirinya sendiri. Beliau sering memberikan berita gembira mengenai kemenangan dan keberhasilan yang akan diraih oleh pengikutnya di kemudian hari.
        Rasulullah SAW pernah didatangi oleh seorang perempuan hamil yang mengaku telah berbuat zina. Si perempuan menyampaikan penyesalannya kepada Rasul dan berharap diberikan sanksi berupa hukum rajam. Hal ini terjadi karena sebagai seorang pemimpin Rasulullah membuka diri terhadap umatnya.
Salah satu ciri kekuatan komunikasi seorang pemimpin adalah keberaniannya menyatakan kebenaran meskipun konsekwensinya berat. Beliau sangat tegas pada orang yang melanggar hukum Allah, namun sangat lembut dan memaafkan bila ada kesalahan yang menyangkut dirinya sendiri. Dalam istilah Arab dikenal ungkapan, “kul al-haq walau kaana murran”, katakanlah atau sampaikanlah kebenaran meskipun pahit rasanya.

4. Fathanah

Fathanah merupakan sifat rasul yang keempat, yaitu akalnya panjang sangat cerdas sebagai pemimpin yang selalu berwibawa. Selain itu, Seorang pemimpin juga harus memiliki emosi yang stabil, tidak gampang berubah dalam dua keadaan, baik itu dimasa keemasan dan dalam keadaan terpuruk sekalipun itu. Menyelesaikan masalah dengan tangkas dan bijaksana. Sifat Pemimpin adalah cerdas dan mengetahui dengan jelas apa akar permasalahan yang dia hadapi serta tindakan apa yang harus dia ambil untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada umat. Sang pemimpin harus mampu memahami betul apa saja bagian-bagian dalam sistem suatu organisasi/lembaga tersebut, kemudian ia menyelaraskan bagian-bagian tersebut agar sesuai dengan strategi untuk mencapai sisi yang telah digariskan. Seorang pemimpin harus memahami sifat pekerjaan atau tugas yang diembannya. Serta mampu memberikan keputusan secara tepat dan benar.
        Pada saat Muhammad lahir hingga ketika diangkat menjadi Rasul, beliau SAW tinggal di tengah-tengah kaum Quraisy Makkah yang memiliki daerah merdeka mirip-mirip sebuah republik (sekarang ini). Mereka sangat jauh dari pertentangan politik. Dan struktur republik yang sudah ada di Makkah (saat itu) benar-benar menghindari mereka dari suatu kekacauan. Sehingga, pada awal Nabi Muhammad SAW diutus di tengah-tengah mereka, tujuan utama dakwah Rasulullah bukan untuk menguasai tampuk kepemimpinan Negara, namun dasarnya adalah mengajak mereka kepada kebenaran, kebaikan, dan keindahan; suatu ajakan yang berdiri sendiri di bawah naungan agama Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar