Selama puluhan tahun masyarakat Indonesia memandang priory pada bisnis multilevel marketing atau biasa disingkat MLM. Masyarakat menjadi Trauma dan memandang bisnis MLM sebagai bisnis mimpi dan pembohongan. Karena hamper semua perusahaan MLM menawarkan mimpi – mimpi seperti rumah mewah, mobil mewah, penghasilan yang spektakuler, perjalanan – perjalanan keluar negri, dan hal – hal luar biasa lainnya. Tetapi faktanya, bukanlah kesuksesan yang diperoleh pada pelaku bisnis MLM, tetapi justru kegagalan dan kegagalan. Pertanyaannya, “apa yang menyebabkan mereka gagal? Apakah semua bisnis MLM merupkan bisnis pembohongan?”
Sebenarnya bisnis MLM bukanlah bisnis pembohongan dan justru MLM merupakan sistem bisnis yang luar biasa. Tetapi faktanya, memang diantara satu dua orang yang sukses memperoleh kemewahan tesebut, pada saat bersamaan lebih banyak pelaku bisnis MLM yang gagal. Untuk itu, kita harus memcermati apa yang menyebabkan kegagalan tersebut. Kegagalan pelaku bisnis MLM disebabkan oleh faktor – faktor system yang tidak diberitahu diawal secara transparan, seperti:
1. Bonus member yang dibayar terlalu lama antara 1 sampai 2 bulan. Padahal, umumnya masyarakat Indonesia megikuti bisnis MLM untuk mencari penghasilan tambahan.
2. Pembayaran bonus yang terlalu lama, menyebabkan mereka tidak memiliki uang untuk menanggulangi biaya hidup dan operasional sehari – hari.
3. Adanya kewajiban belanja ulang atau biasa disebut tutup poin yang sebagai syarat untuk mendapatkan bonus. Ini adalah sumber ketidakadilan bagi member, karena pada tahap awal nilai tutup poin lebih besar dari bonus yang diterima.
4. Banyak yang terjebak di bisnis yang menyerupai bisnis MLM, yaitu Money Game. Bisnis ini hanya memutarkan uang pendaftaran member tanpa disertai adanya produk yang diperjual belikan atau menjual produk diatas harga pasar wajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar