Selasa, 12 Juni 2012

Kesalahan Penulisan Amin, Ass, Asskum, Mecca, 4JJI & Mohd

BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM. . .

Assalamu ’alaikum warahmatullah wabarakatuh. . .

Mungkin saudaraku semua telah banyak sekali menemukan atau membaca artikel yang tidaklah seberapa penting ini, tapi buat saya pribadi teramat sangatlah penting sekali karena mengandung banyak manfaat. Artikel ini mungkin telah banyak ditulis atau di share oleh saudaraku semua, tidak ada salahnya jika kita saling mengingatkan kembali.

sebaiknya kita langsung kembali ke topik awal. Banyak saya temui diantara teman-teman FB ini yang menurut saya salah dalam penulisan kata-kata penting dalam ISLAM.

Kesalahan penulisan Aamiin Yang sering Terjadi.
============================================

Diantaranya ada yang menulis :
"amin", "amiin", "aamin", "aamiin" bahkan tidak jarang juga ada yg menulis "Amien"

Seperti kita ketahui Lafaz Aamiin diucapkan didalam dan diluar shalat, diluar shalat, aamiin diucapkan oleh orang yang mendengar doa orang lain.

Aamiin termasuk isim fiil Amr, yaitu isim yang mengandung pekerjaan. Maka para ulama jumhur mengartikannya dengan Allahummas istajib (ya Allah ijabahlah).

Makna inilah yang paling kuat dibanding makna-makna lainnya seperti bahwa aamiin adalah salah satu nama dari asma Allah Subhanahu wata ’alaa.

Membaca aamiin adalah dengan memanjangkan a (alif) dan memanjangkan min, apabila tidak demikian akan menimbulkan arti lain.

Dalam Bahasa Arab, ada empat perbedaan kata "AMIN" yaitu :

1. "AMIN" (aliF dan mim sama-sama pendek), artinya AMAN, TENTRAM
2. "AAMIN" (alif panjang dan mim pendek), artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN
3. "AMIIN" (alif pendek dan mim panjang), artinya JUJUR TERPERCAYA
4. "AAMIIN" (alif dan mim sama-sama panjang), artinya YA TUHAN, KABULKANLAN DOA KAMI

Terus Bagaimana dengan pengucapan/ Penulisan "Amien" ???

Sebisa mungkin untuk yang satu ini (Amien) dihindari, karena ucapan “Amien” yang lazim dilafadzkan oleh penyembah berhala (Paganisme) setelah do’a ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari Mesir Kuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra)

Hindari Penulisan ASS, ASSKUM, MOHD, 4JJI, MECCA !!!
============================================

Bagi akhy wa Ukhty yang masih suka menggunakan kata ...

"Ass, Askum" dalam ucapan salam.
"Mohd" untuk panggilan nama Nabi Muhammad.
"Mosque" untuk panggilan sebuah masjid.
"4JJI" untuk panggilan Allah SWT.
"Mecca" untuk sebutan Mekah.

Gunakan sesuai dengan aturannya.

Jika kita seorang Muslim atau Muslimah, alangkah baiknya mengindahkan hal yang mungkin kita anggap kecil tapi besar makna dan pengaruhnya.

*jangan menulis Ass atau Askum dalam salam tetapi Assalammu'alaikum (karena salam adalah doa, atau jika tidak sempat lebih baik tidak sama sekali), karena Ass artinya (maaf) pantat mu, dan Askum artinya celakalah kamu.

*jangan menulis MOhd tapi Muhammad, karena Mohd, Adalah anjing bermulut besar.

*jangan menulis 4JJI tapi Allah SWT, karena 4JJI artinya for judas Jesus Isa al masih.

*jangan menulis MECCA tapi MEKAH, karena MECCA adalah rumah anggur/bir.

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi kita kaum Muslim.
Dikutip dari berbagai sumber.

Imam empat

Madzhab Hanafi

Dinamakan Hanafi, karena pendirinya Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit. Beliau lahir pada tahun 80 H di Kufah dan wafat pada tahun 150 H. Madzhab ini dikenal madzhab Ahli Qiyas (akal) karena hadits yang sampai ke Irak sedikit, sehingga beliau banyak mempergunakan Qiyas.

Beliau termasuk ulama yang cerdas, pengasih dan ahli tahajud dan fasih membaca Al-Qur’an. Beliau ditawari untuk menjadi hakim pada zaman bani Umayyah yang terakhir, tetapi beliau menolak.

Madzhab ini berkembang karena menjadi madzhab pemerintah pada saat Khalifah Harun Al-Rasyid. Kemudian pada masa pemerintahan Abu Ja’far Al-Manshur beliau diminta kembali untuk menjadi Hakim tetapi beliau menolak, dan memilih hidup berdagang, madzhab ini lahir di Kufah.

Madzhab Maliki

Pendirinya adalah Al-Imam Maliki bin Anas Al-Ashbahy. Ia dilahirkan di Madinah pada tahun 93 H dan wafat pada tahun 179 H. Beliau sebagai ahli hadits di Madinah dimana Rasulullah SAW hidup di kota tersebut.

Madzhab ini dikenal dengan madzhab Ahli Hadits, bahkan beliau mengutamakan perbuatan ahli Madinah daripada Khabaril Wahid (Hadits yang diriwayatkan oleh perorangan). Karena bagi beliau mustahil ahli Madinah akan berbuat sesuatu yang bertentangan dengan perbuatan Rasul, beliau lebih banyak menitikberatkan kepada hadits, karena menurut beliau perbuatan ahli Madinah termasuk hadits mutawatir.

Madzhab ini lahir di Madinah kemudian berkembang ke negara lain khususnya Maroko. Beliau sangat hormat kepada Rasulullah dan cinta, sehingga beliau tidak pernah naik unta di kota Madinah karena hormat kepada makam Rasul.

Madzhab Syafi’i

Tokoh utamanya adalah Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i Al-Quraisyi. Beliau dilahirkan di Ghuzzah pada tahun 150 H dan wafat di Mesir pada tahun 204 H.

Beliau belajar kepada Imam Malik yang dikenal dengan madzhabul hadits, kemudian beliau pergi ke Irak dan belajar dari ulama Irak yang dikenal sebagai madzhabul qiyas. Beliau berikhtiar menyatukan madzhab terpadu yaitu madzhab hadits dan madzhab qiyas. Itulah keistimewaan madzhab Syafi’i.

Di antara kelebihan asy-Syafi’i adalah beliau hafal Al-Qur’an umur 7 tahun, pandai diskusi dan selalu menonjol. Madzhab ini lahir di Mesir kemudian berkembang ke negeri-negeri lain.

Madzhab Hanbali

Dinamakan Hanbali, karena pendirinya Al-Imam Ahmad bin Hanbal As-Syaebani, lahir di Baghdad Th 164 H dan wafat Th 248 H. Beliau adalah murid Imam Syafi’i yang paling istimewa dan tidak pernah pisah sampai Imam Syafi’i pergi ke Mesir.

Menurut beliau hadits dla’if dapat dipergunakan untuk perbuatan-perbuatan yang afdal (fadlailul a'mal) bukan untuk menentukan hukum. Beliau tidak mengaku adanya Ijma’ setelah sahabat karena ulama sangat banyak dan tersebar luas.

KH A Nuril Huda
Ketua PP Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)

PENGHARGAAN TANPA KATA-KATA


Suatu hari saya ditraktir oleh teman saya makan mie di kedai mie yang agak terkenal. Harganya tak mahal tetapi enak dan nyaman. Kami duduk di meja bulat yang dapat menampung sepuluh orang jika mengelilingi meja. Di meja itu ada enam orang, saya, teman saya dan empat orang kawan yang lain.

Ketika asyik makan, satu keluarga baru duduk di sebelah kami. Mereka telah memesan mie dan sedang menunggu pesanan. Keluarga tersebut terdiri daripada sepasang suami isteri yang masih muda dan seorang anak yang berusia dalam enam tahun. Mereka keluarga yang jauh dari sederhana. Pakaian mereka lusuh dan kusam. Anaknya kelihatan seperti baru sembuh dari penyakit dan sedang menarik ingusnya keluar masuk. ingusnya meler sebelas dan kadang2 seperti angka satu dengan warna kuning kehijau-hijauan. Si ibu dengan penuh kasih sayang mengelap ingus yang tidak berhenti keluar masuk hidung anaknya. Pasangan itu sangat bahagia melihat anaknya bermain sambil tertawa. Sepertinya makan mie itu merupakan perayaan menyambut kesembuhannya. Ketika mie sudah sampai keluarga tersebut makan dengan lahapnya.

Bagi kami berenam (termasuk saya) keadaan tersebut sangat mengganggu selera makan, Bayangkan, bagaimana rasanya makan mie dengan mencium satu keluarga yang bau badannya tidak enak. Belum lagi melihat dan mendengar ingus yang ditarik keluar masuk dan sesekali dibersihkan oleh ibunya.

Setiap kali menyuap mie ke mulut sambil menghirup kuahnya, rasanya seperti ingus telah tercampur dengan makanan dan membuat selera makan hilang. Tidak beberapa lama kemudian, keempat kawan yang duduk semeja dengan kami meninggalkan meja satu persatu tanpa menghabiskan makanan. Melihat ini ada rasa kepahitan yang terpancar di wajah keluarga muda itu, seperti rasa rendah diri dan terasing melihat sikap empat kawan yang meninggalkan meja tadi.
Tetapi itu tidak lama, ketika mereka melihat teman saya yang satu tetap menikmati mie tanpa mempedulikan kondisi orang lain disampingnya bahkan sekali waktu mengumbar senyum manis kepada keluarga tersebut, keceriaan merekapun pulih kembali. Teman saya tetap asyik makan seolah-olah tidak ada bau di sekitarnya dan tidak ada bunyi ingus. Saya juga terpaksa berpura2 cuek dan terus menghabiskan mie karena mau menghormati teman saya yang traktir saya makan. Selesai makan, kami masih duduk dua puluh menit sebelum meninggalkan kedai makan. Saya kagum dengan teman saya yang luar biasa. Biasanya setelah makan, dia hanya duduk paling lama sepuluh minit. Sekali lagi saya terpaksa menemani teman saya dengan perasaan yang sedikit jengkel.

ternyata teman saya menunggu keluarga tersebut menyelesaikan makan mereka, Akhirnya kami keluar meninggalkan kedai dan juga keluarga muda tersebut, sayapun merasa lega. Dalam perjalanan pulang, teman saya mengatakan, “  saya bebenarnya sangat terganggu duduk berdampingan dengan keluarga tersebut, ada bau yang menyengat dengan bunyi ingus anaknya itu, saya merasakan seperti yang kalian rasakan, tetapi jika kita meninggalkan keluarga tersebut ketika mereka bergembira, keluarga itu akan merasa terpukul, tidak berharga, terasing dan putus asa. Si suami sedang memberi yang terbaik bagi keluarganya. Mereka bersukacita merayakan kesembuhan anaknya. Si suami telah mengeluarkan uang yang bagi mereka cukup mahal dari hasil kerja keras hanya untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya. uang itu tidak begitu banyak untuk ukuran kita tetapi tidak bagi keluarga itu “.

Saya sangat terkejut mendengar kata kata teman saya. Dan tidak menyangka teman saya telah melakukan sesuatu yang luar biasa bagi keluarga itu dengan caranya yang berbeda bertahan makan mie sampai habis dan menunggu dua puluh menit setelah makan, telah memberi semangat baru bagi keluarga itu. Saya teringat bagaimana rasa kepahitan, rendah diri dan terasing di wajah suami isteri itu ketika melihat pelanggan yang lain meninggalkan meja tanpa menghabiskan makanan. Saya juga teringat bagaimana pasangan ini kembali ceria begitu melihat sikap teman saya yang begitu ramah dan tetap mengumbar senyum ketika melihat mereka.

Sahabat, betapa lingkungan pergaulan kita itu sangat mempengaruhi gaya hidup kita sehingga kadang kita tidak menyadari banyak orang disekitar kita tersinggung dengan perilaku gaya hidup kita, dan bisa jadi yang tersinggung itu adalah suami, istri atau anak-anak kita sendiri, ada sebuah berita mengejutkan dari Rosulullah SAW terkait dengan sikap dan gaya hidup kita terhadap orang-orang yang kita cintai…….

Suatu ketika, Rasulullah saw menyampaikan pernyataan yang agak mengejutkan para sahabat di Madinah, baik laki-laki maupun wanita. Pernyataan yang mengejutkan itu adalah diantara wanita yang akan menjadi penghuni surga adalah isterinya Al Hathab.

Mendengar pernyataan Rasulullah saw, seluruh penduduk Madinah saling bertanya-tanya satu diantara lainnya. Mereka amat heran, mengapa Rasulullah menyebutkan istri Al Hathab itu, apa sebenarnya keistimewaannya dibanding wanita-wanita lain?.

Karena mendapat banyak pertanyaan, isteri Al Hathab akhirnya menanggapi berita tentang dirinya. “Suamiku adalah pencari kayu bakar di bukit, ia menjualnya ke pasar dan ia kembali dari pasar dengan membawa sesuatu yang kami  butuhkan sekeluarga. Ia pulang tentu dalam keadaan letih dan lelah serta haus di tenggorokan yang sangat. Aku menyadari betapa payah suamiku itu dalam mencari nafkah. Saat ia pulang ke rumah, sudah kusiapkan air yang dingin sebagai penyejuk dan penghilang rasa haus, makanan untuk menghilangkan rasa lapar juga sudah kuhidangkan, kusambut suamiku itu dengan berdiri, memakai pakaian yang indah dan rapi, tidak hanya itu, ia kusambut dengan segenap kerinduan seolah-olah lama ia tidak pulang. Kuserahkan diriku kepadanya, kalau ia ingin beristirahat dan bersenang-senang kubantu dia dan bila ia menginginkan diri saya, kurebahkan diriku antara dua lengannya bagai anak kecil yang bersuka ria dengan ayahnya”.

Berikan SIKAP TERBAIK kita untuk orang-orang disekitar kita maka Allah SWT akan memberikan YANG TERINDAH di Dunia dan Akhirat kelak. Ya… ternyata untuk dapetin Sorga TIDAK SELALU BUTUH MODAL BESAR.