Rabu, 16 Mei 2012

I LOVE ALLAH

Tuhanku,

Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu.

Kajian demi kajian tarbiyah kupelajari,

untai demi untai kata para ustadz kuresapi.

Tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat,

tentang mahabbah orang shalih, tentang kerinduan para syuhada.

Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam,

kutumbuhkan dalam mimpi idealisme yang mengawang di awan.



Tapi Rabbi…

Berbilang hari demi hari dan kemudian tahun berlalu,

tapi aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu,

aku makin merasakan gelisahku membadai

dalam cita yang mengawang, sedang kakiku mengambang.

Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan.



Allahu Rahiim, Illahi Rabbii,

perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku.

Perkenankanlah aku mencintai-Mu, sebisaku.

Dengan segala kelemahanku.



Ilaahi,

Aku tak sanggup mencintai-Mu dengan kesabaran menanggung derita.

Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al-Mustafa.

Karena itu ijinkan aku mencintai-Mu

melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu,

atas derita batin dan jasadku, atas sakit dan ketakutanku.



Rabbii,

Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar,

yang menyedekahkan seluruh hartanya

dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu

bagi diri dan keluarganya.

Atau layaknya Umar yang menyerahkan separo hartanya demi jihad.

Atau Ustman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan Dien-Mu.

Ijinkan aku mencintai-Mu,

melalui 100-500 perak yang terulur

pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan,

pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan

di pojok-pojok jembatan. Pada makanan-makanan

yang terkirim ke handai taulan.



Illahi,

Aku tak sanggup mencintai-Mu

dengan khusyuknya shalat salah seorang sahabat nabi-Mu,

hingga tiada terasa anak panah musuh terhujam di kakinya.

Karena itu Ya Allah,

perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu,

dalam shalat yang coba kudirikan dengan terbata-bata,

meski ingatan kadang melayang

ke berbagai permasalahan dunia.



Rabbii,

aku tak dapat beribadah ala orang-orang shalih

atau bagai para hafidz dan hafidzah yang membaktikan

seluruh malamnya untuk bercinta dengan-Mu

dalam satu putaran malam.

Perkenankanlah aku mencintai-Mu,

melalui satu – dua rakaat sholat lailku,

atau sekedar sunnah nafilahku,

selembar dua lembar tilawah harianku.

Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.



Yaa Rahiim,

aku tak sanggup mencintai-Mu semisal para syuhada,

yang menjual dirinya dalam jihad bagi-Mu.

Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu

dengan mempersembahkan sedikit bakti

dan pengorbanan untuk dakwah-Mu,

dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.



Allahu Kariim,

aku tak sanggup mencintai-Mu di atas segalanya,

ijinkan aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku,

membawa mereka pada nikmatnya hidayah

dalam naungan Islam, manisnya iman dan ketabahan.

Dengan mencintai sahabat-sahabatku,

mengajak mereka untuk lebih mengenal-Mu,

dengan mencintai manusia dan alam semesta.



Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku, Yaa Allah.

Agar cinta itu mengalun dalam jiwa.

Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar